Kita mengenal bahwa kepemimpinan adalah suatu daya atau pengaruh.Kuat atau lemahnya pengaruh kepemimpinan dapat dikenal melalui kata-kata, sikap, keputusan, kehadiran atau perilaku dan gaya hidup seorang pemimpin. Demikian juga dampak positif dan negatifnya.
Karena itu, banyak orang mengatakan bahwa kualitas seorang pemimpin dapat diukur dari dampak yang ia hasilkan.
Dampak tadi dirasakan oleh orang-orang yang ada di sekitarnya, baik oleh pengikut, rekan kerja, maupun atasannya. Namun, dampak itu juga mengena kepada dirinya sendiri.
Dari mana asal dampak tadi?
Tulisan ini membahas bagaimana berbagai faktor di dalam diri sang pemimpin sendiri ternyata menjadi pendorong atau penyebab dari berbagai dampak yang ia hasilkan.
Bila sang pemimpin tidak mengenali faktor-faktor tadi, maka dengan mudah ia akan menghasilkan dampak yang tidak disengaja dan tidak diinginkannya.
Jadi, tugas penting yang perlu dilakukan oleh seorang pemimpin adalah mengenali dirinya lebih dalam alias menyelam ke wilayah diri sampai pada hal-hal yang sangat tersembunyi.
Hal ini memang lebih mudah dibahas daripada dilaksanakan. Namun, bila seorang pemimpin Kristiani tidak berani mengenali hal-hal tersembunyi itu dan membiarkan Kristus yang berdaulat di setiap bagian hidupnya, maka dampak yang ia hasilkan walaupun indah, kuat, cemerlang, megah serta dipuji banyak orang, akan jauh dari apa yang Tuhan kehendaki.
Sang pemimpin mungkin masih diizinkan Tuhan untuk menjadi berkat bagi orang lain, namun ia tidak akan pernah merasa cukup terberkati, apalagi mampu menikmati keintiman dengan Tuhan.
